Kalau pada umumnya drama medis fokus pada bagian gawat darurat dan menampilkan banyak adegan pembedahan, drama ini memilih fokus pada dokter-dokter psikiatri.

Saya awalnya nggak tertarik buat nonton drama ini, tapi karena cast lead couple-nya aktor dan aktris yang saya suka, tergeraklah saya untuk nonton.

Makin ditonton, makin bikin jatuh cinta sama drama ini

Meski bertemakan medis, drama ini bisa dibilang ringan dan nggak selalu serius, dibumbui romansa dan komedi yang pas, drama ini cocok ditonton buat menemani akhir pekan.

Fix You disutradarai oleh Yoo Hyun Ki  berdasarkan skenario yang ditulis oleh Lee Hyang Hee.

Yang bikin drama ini tambah greget karena ada aktor veteran sekelas Shin Ha Kyun. Kali ini, Shin Ha Kyun disandingkan dengan Jung So Min sebagai lead female actress.


Sinopsis 

Center dari drama ini adalah Han Woo Joo (diperankan Jung So Min), aktris musikal yang namanya mulai melejit setelah sekian lama berkarir.

Setelah lama berkarir jadi aktris musikal, Han Woo Joo akhirnya dapat banyak perhatian dan jadi rising star. Baru aja merasakan hasil dari kerja kerasnya selama ini, Han Woo Joo ditimpa kejadian yang nggak menyenangkan, menyebalkan sih lebih tepatnya. Gara-gara kejadian ini, Han Woo Joo diberitakan yang nggak-nggak oleh media dan bahkan di-cancel banyak sutradara karena citranya yang buruk. 



Kejadian menyebalkan itulah yang membuat Han Woo Joo bertemu dengan Lee Shi Joon (diperankan Shin Ha Kyun), seorang dokter psikiatri yang selalu menomor satukan pasiennya. Seperti motto Lee Shi Joon, pasienku adalah hidupku. 



Dari pertemuan pertama mereka, Lee Shi Joon sudah bisa merasakan kalau Han Woo Joo ini sebenarnya ‘sakit’. Dan betul saja ternyata Han Woo Joo ini pasien dari temannya Lee Shi Joon, yaitu dokter Ji Young Won (Park Ye Jin).

Ji Young Won memercayakan Han Woo Joo kepada Shi Joon. Bukan karena Dr. Ji nggak bertanggung jawab terhadap pasiennya, ini karena Dr. Ji merasa dengan menjadi dokter Han Woo Joo, Shi Joon juga bisa mengobati traumanya.

Lee Shi Joon sih oke aja jadi dokter Han Woo Joo, tapi Han Woo Joo nya yang nggak mau. Selain karena Lee Shi Joon punya first impression yang jelek dimata Han Woo Joo. Woo Joo juga merasa dia bisa mengurus dirinya sendiri.

Meski begitu Lee Shi Joon nggak nyerah buat jadi dokternya Woo Joo. Karena kegigihan Shi Joon, Woo Joo akhirnya setuju untuk jadi pasien Shi Joon.


Selain itu, pendekatan yang dipakai Shi Joon ke pasien juga beda dari dokter yang lain. Shi Joon nggak kaku dengan memosisikan dirinya sebatas dokter aja, melainkan sebagai teman cerita. Mungkin ini kali ya yang bikin Woo Joo luluh. Tapi sikap Shi Joon yang begitu justru sering mendapatkan omelan dari atasan dan nggak jarang juga bikin Shi Joon terlibat dalam masalah.

Sebenarnya apa sih penyakit Han Woo Joo?

Trauma apa yang selama ini disimpan Lee Shi Joon?

Nonton sendiri aja ya, biar seru!


Perempuan penuh amarah

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, tokoh utama wanita yang 'sakit' adalah Han Woo Joo. 

Tokoh utama wanita digambarkan sebagai sosok yang penuh amarah, susah mengendalikan emosi, dan sulit bersosialisasi dengan orang lain, sehingga banyak orang mengira ia gila. Bukan hanya itu, Han Woo Joo juga tidak punya keluarga, ada sih ibu angkat tapi ibu angkatnya pun sudah tidak ingin berurusan dengan Woo Joo. Setiap kali menjalin relationship pasti akhirnya selalu diselingkuhi. Dan hanya punya satu teman dekat yang bisa memahami sikapnya. 

(Potret Han Woo Joo yang sedang bertengkar)

Sebenarnya apa yang membuat Han Woo Joo seperti ini?

Han Woo Joo mengidap Border Personality Disorder atau Gangguan Kepribadian Ambang. 
Gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati, perilaku, dan hubungan yang tak stabil termasuk ketidakstabilan emosional, perasaan tidak berharga, rasa tidak aman, dan impulsif. 

Hal ini ternyata dipicu karena masa lalunya yang menyakitkan. Tapi saya nggak akan menjelaskan disini, silakan tonton sendiri kalau penasaran. 

Meski begitu Han Woo Joo ini selalu berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Ia juga bisa dibilang wanita yang kuat. Kalau di kebanyakan cerita orang-orang yang mengidap penyakit mental ingin selalu mengakhiri hidup sendiri, lain cerita dengan si Woo Joo ini. Han Woo Joo nggak pernah terpikirkan hal itu, justru karena masa lalunya yang terlalu menyakitkan, ia jadi ingin hidup dan dapat perhatian dari orang-orang. 

Karakter Han Woo Joo yang rumit dan kompleks ini diperankan dengan amat ciamik oleh Jung So Min. Padahal karakter Han Woo Joo ini sangat berketerbalikan dengan Jung So Min di dunia nyata yang selalu ceria, ramah dan lemah lembut. 


Trauma yang membekas 

Ternyata bukan hanya Han Woo Joo yang punya masa lalu menyakitkan, dokter psikiatri sendiri pun juga punya. Yup, sang tokoh pria utama, Lee Shi Joon. 

Dokter yang selalu tersenyum ini ternyata juga 'sakit' lho, Post-Traumatic Stress Disorder atau Gangguan Stres Pascatrauma. Gangguan yang ditandai dengan kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan

Ini terjadi karena Lee Shi Joon mengalami kejadian yang mengerikan sekaligus menyakitkan. Hal ini ternyata berkaitan dengan pasiennya, dimana pasien itu adalah pasien pertamanya. Sudah delapan tahun berlalu tapi Lee Shi Joon masih belum bisa mengatasi traumanya dan malah menghindar. Ditambah lagi ia harus merawat ayahnya yang sekarang mengalami demensia. 



Kalau nonton drama ini, dijamin pasti bakal jatuh cinta sama Dr. Lee Shi Joon. Caranya menangani pasien, tutur lembutnya, sekaligus sikap keras kepalanya kalau lagi diomelin atasan. Idaman sekali lah pokoknya.

Karakter Lee Shi Joon yang udah oke, makin oke karena diperankan Shin Ha Kyun. Soal akting nggak perlu diragukan lagi lah ya.


Kisah-kisah pasien 

Dalam drama ini dijelaskan kisah setiap pasien. Dari yang bikin nangis sesenggukan sampai bikin emosi bukan kepalang. Nah disini lah daya tarik drama ini. Dari kisah-kisah pasien inilah penonton diajak mengenal penyakit mental dan menyadari betapa pentingnya kesehatan mental. Ada sikap dan tindakan yang mungkin terlihat normal, tapi ternyata itu termasuk penyakit mental lho. 




Salah satu contoh penyakit mental yang muncul dalam drama ini adalah Pica Eating Disorder yaitu keadaan dimana pengidapnya memakan makanan yang tidak lazim, dalam drama ini si pasien memakan kertas. Ternyata hal ini juga disebabkan oleh rasa sakit yang dialaminya. Sakit hati ya ini maksudnya. Cerita pasien ini benar-benar membuat saya menangis saking sedihnya. 

Yuk, coba ditonton, beneran bikin nangis apa nggak?

Dan banyak penyakit lain yang dibahas seperti halusinasi suara, halusinasi visual, sampai penyakit kecanduan pornografi, dan lainnya. 

Dari drama ini penonton diharapkan bisa lebih aware terhadap kesehatan mental dan segala macam penyakitnya, juga terhadap para penderitanya. 


Divisi psikiatri yang jarang dibahas 

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, drama medis yang satu ini fokus menyoroti divisi psikiatri. Ini pertama kalinya saya menonton drama medis bertemakan seperti ini. Biasanya drama medis yang saya tonton selalu menampilkan kepiawaian dokter bedah.



Dalam drama ini saya ditunjukkan realita kehidupan dokter psikiatri. Struggle-nya saat menghadapi pasien, apalagi jika pasien denial terhadap penyakitnya. Sulitnya memberi penjelasan kepada keluarga pasien, rasa bersalah yang membekas kalau-kalau terjadi sesuatu terhadap pasien. Belum lagi ditambah masalah pribadi yang pasti selalu ada. 

Bukan hanya dokter saja, realita jadi perawat juga ditunjukkan dalam drama ini. Jam kerja yang padat bahkan sampai kesulitan jika ingin ke kamar mandi. Sistem kerja yang kurang baik, yang lebih parahnya adalah adanya perisakan antar perawat. 

Selain karena itu ada satu alasan khusus nih yang bikin saya jadi tertarik untuk nonton drama ini. Yaitu  metode penyembuhan yang ditampilkan dalam drama.  


Seperti scene di atas, mereka sedang mempraktikan salah satu terapi yang disebut Psychodrama atau terapi panggung. Dalam terapi ini mereka melakukan peragaan atau berdrama. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui isi hati pasien dan penyebab penyakit itu muncul. 

Saya menonton cuplikan scene ini dari platform sosial media dan scene ini sukses membuat saya banjir air mata. Scene inilah yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk menonton drama ini. 

Ada banyak terapi-terapi lain yang juga ditampilkan dalam drama ini. Bahkan perkataan yang menenangkan ataupun sebuah pelukan sudah dapat menjadi healing lho.


Banyak sekali ilmu-ilmu baru yang bisa didapat dari menonton drama ini. Top markotop deh!
Seru, lucu, romantis, dapat ilmu lagi, duh keren abis. 

Tertarik nggak untuk nonton? Yuk, cus langsung nonton.



"Saat kau mengakui rasa sakitmu, penyembuhanmu sudah dimulai."
- Lee Shi Joon, Fix You 

 
Top